gangguan lambung atau pencernaan
serangan nyeri lambung (seperti tukak atau radang lambung parah) bisa memicu keringat dingin disertai mual dan lemas.
reaksi tubuh terhadap stres atau kecemasan
saat tubuh panik, sistem saraf melepaskan adrenalin yang bisa memicu keringat dingin, terutama di telapak tangan, wajah, atau punggung. nyeri hebat
kondisi seperti migrain parah, batu ginjal, atau nyeri dada bisa memicu keringat dingin sebagai respons tubuh terhadap rasa sakit ekstrem.
syok (shock)
bisa terjadi akibat perdarahan hebat, dehidrasi, infeksi berat, atau alergi parah—keringat dingin menjadi salah satu tanda awalnya.
gula darah rendah (hipoglikemia)
penderita diabetes atau orang yang telat makan bisa mengalami keringat dingin disertai lemas, pusing, dan gemetar.
gangguan jantung
serangan jantung atau gagal jantung dapat menimbulkan gejala keringat dingin, nyeri dada, dan sesak napas.
infeksi serius (sepsis, demam berdarah, dll.)
infeksi berat sering menyebabkan tubuh berkeringat dingin sebagai tanda tubuh sedang melawan patogen.
menopause atau perubahan hormon
perubahan hormon dalam tubuh dapat memicu hot flashes atau keringat dingin mendadak.
efek samping obat tertentu
obat penurun tekanan darah, antidepresan, atau kemoterapi bisa menyebabkan keringat dingin sebagai efek samping.