gangguan pada sistem pencernaan, terutama lambung
asam lambung yang meningkat akibat stres atau gangguan pencernaan seperti GERD bisa menimbulkan gejala seperti sesak, dada terbakar, dan mual. sensasi ini dapat disalahartikan otak sebagai ancaman, lalu memicu panic attack. sebaliknya, serangan panik juga bisa memperparah masalah lambung, menciptakan siklus yang saling memicu.
ketidakseimbangan zat kimia di otak
terutama serotonin dan norepinefrin, yang mengatur emosi dan respons tubuh terhadap stres.
stres berat
tekanan emosional yang berkepanjangan, baik dari pekerjaan, hubungan, atau kehidupan pribadi, dapat menjadi pemicu utama panic attack.
riwayat trauma
pengalaman traumatis seperti kecelakaan, pelecehan, atau kehilangan orang tercinta bisa memicu serangan panik, bahkan bertahun-tahun setelah kejadian.
perubahan besar dalam hidup
pindah rumah, perceraian, kehilangan pekerjaan, atau transisi hidup lainnya bisa memicu ketidakstabilan emosi yang berujung pada panic attack.
gangguan kecemasan atau depresi
panic attack seringkali menjadi bagian dari gangguan mental seperti generalized anxiety disorder atau depresi berat.
faktor genetik
memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan atau panic disorder dapat meningkatkan risiko mengalami hal serupa.
konsumsi zat tertentu
kafein, alkohol, rokok, atau obat-obatan stimulan bisa memicu gejala fisik seperti jantung berdebar, yang kemudian berkembang menjadi panic attack.